14 Mei 2009

Teori-Teori Penelitian Agama (bab 5)

14 Mei 2009

i-om
Date

Teori adalah alat terpenting suatu ilmu pengetahuan. Tanpa teori berarti hanya ada serangkian fakta atau data saja dan tidak ada ilmu pengetahuan. Teori itu (1) menyimpulkan generalisasi fakta-fakta, (2) memberi kerangka orientasi untuk analisis dan klasifikasi fakta-fakta, (3) memberikan kerangka baru, (4) mengisi kekosingan pengetahuan tentang gejala – gejala yang telah ada atau sedang terjadi.
Ilmu-ilmu agama pada segi-seginya yang menyangkut masalah sosial, termasuk bagian yang dapat diteliti, dimatai dengan menggunakan piranti ilmiah atau metodologi ilmiah yang didalamnya mengandung teori yang akan digunakan.
Metodologi ilmiah ditentukan oleh objek yang dikaji. Kalau segi-segi tertentu agama, katakanlah Islam itu berada pafa fenomena sosial, niscaya metode pengakajian terhadap fenomena itu adalah ilmu-ilmu sosial. Adapun terhadap segi-segi lain yang berpangkal pada postulat – postulat yang lebih bersifat normatif dan dogmatis, sesuai dengan ajaran metode ilmiah yang harus mempertahankan objektivitas berdasarkan konsep-konsep pemikiran logis dan bukti-bukti empiris. Tentu saja kebenaran agama dalam norma dan dogma mendambakan kebenaran mutlak sedangkan kebenaran ilmiah hanyalah kebenaran nisbi, berdasarkan pada logika dan ketetapan ilmu pengetahuan, Karena itu hakikat pengetahuan yang diperoleh melalui metode ilmu pengetahuan tidak mutlak sifatnya.
Penggunan teori dalam kajian studi islam telah banyak dibahas para ahli Ricard C. Martin dalam bukunya berjudul Approaches to Islam in religious studies, telah membahas penggunaan teori dalam melakukan penelitian terhadap bidang studi agama Islam. Demikian pula buku yang berjudul Penelitian Agama. Masalah dan pemikiran yang diedit oleh Mulyanto Sumradi telah pula mengkaji secara seksama tentang penggunaan teori dalam penelitian agama.
Jelasnya untuk mengenal Islam, kita tidak memilih satu pendekatan saja, karena Islam bukanlah berdimensi satu. Islam bukanlah agama yang didasarkan semata-mata pada perasaan-perasaan mistik manusia atau hanya terbatas kepada hubungan antara Tuhan dan manusia. Ini hanya dimensi dari akidah Islam. Untuk mengenal dimensi tertentu ini kita harus beralih kepada metode filsafat, karena hubungan antara manusia dan Tuhan merupakan bagian dari bidan pemikiran (filsafat).



0 komentar:

Posting Komentar

 
Blog Demak © 2011. All rights reserved.Blogger.com | Template by Muhammad Luthfi